APA HUKUMNYA SESEORANG MEMELIHARA DAN JUAL BELI ULAR , TIKUS , BUAYA DAN ANJING ..??? TOLONG SEBARKAN KESEMUA ORANG SUPAYA MEREKA TAU HUKUMNYA...!!


APA HUKUMNYA SESEORANG MEMELIHARA DAN JUAL BELI ULAR , TIKUS , BUAYA DAN ANJING ..??? TOLONG SEBARKAN KESEMUA ORANG SUPAYA MEREKA TAU HUKUMNYA...!!

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ular termasuk juga binatang yang beresiko, bahkan juga mematikan. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk membunuhnya saat kita ketemu ular serta sangat mungkin untuk dibunuh.

Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَم�'سٌ فَوَاسِقُ يُق�'تَل�'نَ فِي ال�'حِلِّ وَال�'حَرَمِ : ال�'حَيَّةُ ، وَال�'غُرَابُ ال�'أَب�'قَعُ ، وَال�'فَأ�'رَةُ ، وَال�'كَل�'بُ ال�'عَقُورُ ، وَال�'حُدَيَّا

”Lima binatang pengganggu yang boleh dibunuh di tanah halal maupun tanah haram : Ular, gagak abqa’, tikus, anjing galak, dan elang. (HR. Muslim 1198).


Makna Hadis :
Tanah halal : daerah di luar wilayah tanah haram
Tanah haram : daerah di Mekah atau Madinah yang memiliki hukum khusus, diantaranya tidak boleh memburu binatang liar di sana.
Gagak Abqa’ : Sejenis burung gagak yang bulu punggung dan perutnya berwarna putih.

Selanjutnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atas mimbar,
اق�'تُلُوا ال�'حَيَّاتِ
”Bunuhlah ular-ular. ”

Komentar Ibnu Umar,
فَلَبِث�'تُ لَا أَت�'رُكُ حَيَّةً أَرَاهَا إِلَّا قَتَل�'تُهَا
“Setiap kali saya ketemu ular, tidak saya biarkan dan saya bunuh. ” (HR. Bukhari 3299 dan Muslim 3233).

Lantas, dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ بِقَت�'لِ ال�'أَس�'وَدَي�'نِ فِي الصَّلَاةِ : ال�'حَيَّةُ ، وَال�'عَق�'رَبُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh dua binatang hitam saat shalat : ular serta saat. (HR. Turmudzi 390 dengan derajat shahih).

Kita simak semuanya hadis diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh ular. Serta sudah pasti, perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu perintah Allah. Karenanya, mentaati beliau, sejatinya yaitu mentaati Allah,

مَن�' يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَد�' أَطَاعَ اللَّهَ
”Siapa yang mentaati Rasul, bermakna dia mentaati Allah. ” (QS. An-Nisa : 80).

Bila Allah serta Rasul-Nya memerintahkan untuk membunuh ular, bagaimana mungkin saja seseorang muslim malah jadi merawatnya. Oleh karena itu, mengerti hadis diatas, beberapa ulama menyatakan haramnya pelihara binatang yang disyariatkan untuk dibunuh.

Az-Zamakhsari – ulama Syafiiyah – (w. 794) menyampaikan,

يَح�'رُمُ عَلَى ال�'مُكَلَّفِ اق�'تِنَاءُ أُمُورٍ : مِن�'هَا : ال�'كَل�'بُ لِمَن�' لَا يَح�'تَاجُ إلَي�'هِ، وَكَذَلِكَ ” بَقِيَّةُ ” ال�'فَوَاسِقِ ال�'خَم�'سِ، ال�'حَدَأَةُ وَال�'عَق�'رَبُ وَال�'فَأ�'رَةُ وَال�'غُرَابُ ال�'أَب�'قَعُ وَال�'حَيَّةُ

Haram untuk mukallaf (orang yang memperoleh beban syariat) untuk pelihara sebagian binatang, salah satunya : anjing untuk yg tidak membutuhkannya, demikian juga lima binatang pengganggu yang lain, seperti elang, saat, tikus, gagak abqa’, serta ular. (al-Mantsur fi al-Qawaid, 3/80).

Demikian juga dinukil oleh Ibnu Hajar al-Haitami – ulama syafiiyah – (w. 974 H.) dalam Tuhfah al-Muhtaj,

وَيَح�'رُمُ حَب�'سُ شَي�'ءٍ مِن�' ال�'فَوَاسِقِ ال�'خَم�'سِ عَلَى وَج�'هِ الِاق�'تِنَاءِ
“Diharamkan mengurung lima binatang pengganggu untuk dirawat. ” (Tuhfatul Muhtaj fi Syarh Minhaj, 9/377)

Dalam Hasyiyah al-Qalyubi serta Umairah – ulama madzhab Syafii – dinyatakan,

ويحرم ما ندب قتله لأن الأمر بقتله أسقط احترامه، ومنع اقتناءه..

“Binatang yang disarankan dibunuh, haram untuk dipelihara. Lantaran ada perintah untuk membunuhnya, menggugurkan kemuliaannya, serta dilarang memeliharanya…” (Hasyiyah al-Qalyubi wa Umairah, 16/157).

Lalu, Ibnu Qudamah – ulama hambali – (w. 620 H.) mengambil keputusan satu aturan,

وما وجب قتله حرم
اقتناؤه
”Binatang yang harus dibunuh, haram untuk dipelihara. ” (al-Mughni, 9/373)
Hide Original Sentences
Hukum memelihara dan jual beli ular, tikus, buaya dan anjing A+A- PrintEmail Find... × Hukum memelihara dan jual beli ular, tikus, buaya dan anjing Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du, Ular termasuk binatang yang berbahaya, bahkan mematikan. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk membunuhnya ketika kita ketemu ular dan memungkinkan untuk dibunuh. Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِي الْحِلِّ وَالْحَرَمِ : الْحَيَّةُ ، وَالْغُرَابُ الْأَبْقَعُ ، وَالْفَأْرَةُ ، وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ ، وَالْحُدَيَّا ”Lima binatang pengganggu yang boleh dibunuh di tanah halal maupun tanah haram: Ular, gagak abqa’, tikus, anjing galak, dan elang. (HR. Muslim 1198). Makna Hadis: Tanah halal: daerah di luar wilayah tanah haram Tanah haram: daerah di Mekah atau Madinah yang memiliki hukum khusus, diantaranya tidak boleh memburu binatang liar di sana. Gagak Abqa’: Sejenis burung gagak yang bulu punggung dan perutnya berwarna putih. Kemudian dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atas mimbar, اقْتُلُوا الْحَيَّاتِ ”Bunuhlah ular-ular.” Komentar Ibnu Umar, فَلَبِثْتُ لَا أَتْرُكُ حَيَّةً أَرَاهَا إِلَّا قَتَلْتُهَا “Setiap kali saya ketemu ular, tidak saya biarkan dan saya bunuh.” (HR. Bukhari 3299 dan Muslim 3233). Kemudian, dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْلِ الْأَسْوَدَيْنِ فِي الصَّلَاةِ : الْحَيَّةُ ، وَالْعَقْرَبُ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh dua binatang hitam ketika shalat: ular dan kala. (HR. Turmudzi 390 dengan derajat shahih). Kita simak semua hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh ular. Dan tentu saja, perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perintah Allah. Karena itu, mentaati beliau, sejatinya adalah mentaati Allah, مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ”Siapa yang mentaati Rasul, berarti dia mentaati Allah.” (QS. An-Nisa: 80). Jika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk membunuh ular, bagaimana mungkin seorang muslim justru malah merawatnya. Karena itulah, memahami hadis di atas, para ulama menegaskan haramnya memelihara binatang yang disyariatkan untuk dibunuh. Az-Zamakhsari – ulama Syafiiyah – (w. 794) mengatakan, يَحْرُمُ عَلَى الْمُكَلَّفِ اقْتِنَاءُ أُمُورٍ: مِنْهَا: الْكَلْبُ لِمَنْ لَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ، وَكَذَلِكَ ” بَقِيَّةُ ” الْفَوَاسِقِ الْخَمْسِ، الْحَدَأَةُ وَالْعَقْرَبُ وَالْفَأْرَةُ وَالْغُرَابُ الْأَبْقَعُ وَالْحَيَّةُ Haram bagi mukallaf (orang yang mendapat beban syariat) untuk memelihara beberapa binatang, diantaranya: anjing bagi yang tidak membutuhkannya, demikian pula lima binatang pengganggu lainnya, seperti elang, kala, tikus, gagak abqa’, dan ular. (al-Mantsur fi al-Qawaid, 3/80). Demikian pula dinukil oleh Ibnu Hajar al-Haitami – ulama syafiiyah – (w. 974 H.) dalam Tuhfah al-Muhtaj, وَيَحْرُمُ حَبْسُ شَيْءٍ مِنْ الْفَوَاسِقِ الْخَمْسِ عَلَى وَجْهِ الِاقْتِنَاءِ “Diharamkan mengurung lima binatang pengganggu untuk dirawat.” (Tuhfatul Muhtaj fi Syarh Minhaj, 9/377) Dalam Hasyiyah al-Qalyubi dan Umairah – ulama madzhab Syafii – dinyatakan, ويحرم ما ندب قتله لأن الأمر بقتله أسقط احترامه، ومنع اقتناءه.. “Binatang yang dianjurkan dibunuh, haram untuk dipelihara. Karena adanya perintah untuk membunuhnya, menggugurkan kemuliaannya, dan dilarang memeliharanya…” (Hasyiyah al-Qalyubi wa Umairah, 16/157). Kemudian, Ibnu Qudamah – ulama hambali – (w. 620 H.) menetapkan sebuah kaidah, وما وجب قتله حرم اقتناؤه ”Binatang yang wajib dibunuh, haram untuk dipelihara.” (al-Mughni, 9/373).


CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN

0 Response to "APA HUKUMNYA SESEORANG MEMELIHARA DAN JUAL BELI ULAR , TIKUS , BUAYA DAN ANJING ..??? TOLONG SEBARKAN KESEMUA ORANG SUPAYA MEREKA TAU HUKUMNYA...!! "

Posting Komentar